Beginilah Nasib Nokia Setelah Gagal dan Kalah Bersaing
NEWSLIVE – Di era 90-an, Nokia adalah raksasa yang mendominasi pasar ponsel global. Produk-produknya begitu populer sehingga dijuluki sebagai “HP sejuta umat” karena banyak digunakan oleh berbagai kalangan. Namun, kehadiran smartphone berbasis Android dan iPhone mengubah lanskap industri ponsel secara drastis. Nokia yang dulu berjaya, kini terpinggirkan. Meskipun sempat mencoba bangkit lewat kerja sama dengan HMD Global pada tahun 2016, usaha tersebut tak berlangsung lama. HMD Global akhirnya memutuskan untuk mengembangkan ponsel dengan merek mereka sendiri, sementara Nokia perlahan menggeser fokus ke bisnis jaringan.
Sejatinya, Nokia sudah sejak lama mengalihkan perhatian dari bisnis smartphone dan lebih memusatkan upayanya pada industri jaringan. Namun, perkembangan terbaru menunjukkan bahwa bisnis jaringan Nokia pun tak luput dari tantangan. Dikutip dari Reuters pada Jumat (30/8/2024), Nokia sedang mempertimbangkan berbagai opsi terkait bisnis jaringannya, salah satunya adalah divestasi atau menjual seluruh bisnis jaringan mobile mereka. Nilai bisnis ini diperkirakan mencapai US$ 10 miliar.
Baca Juga: Xiaomi Siap Kembangkan Chip Sendiri, Setara Snapdragon 8 Gen 1
Laporan tersebut mencuat setelah Nokia mengumumkan penurunan profit operasional sebesar 32% pada kuartal kedua tahun 2024, yang dipicu oleh rendahnya permintaan peralatan jaringan 5G. Situasi ini memaksa Nokia untuk mengeksplorasi berbagai langkah strategis, termasuk opsi penggabungan bisnis dengan perusahaan lain. Salah satu calon mitra yang tertarik adalah raksasa teknologi asal Korea Selatan, Samsung.
Samsung dilaporkan telah menunjukkan minat awal untuk mengakuisisi sebagian aset Nokia. Menurut laporan, Samsung ingin memperkuat skala jaringan akses yang menghubungkan ponsel dengan infrastruktur telekomunikasi. Meski pembicaraan antara kedua perusahaan masih dalam tahap awal, belum ada kepastian apakah kesepakatan bisnis akan tercapai. Nokia sendiri belum mengomentari spekulasi tersebut, namun mereka menegaskan pentingnya bisnis jaringan seluler bagi masa depan perusahaan.
Baca Juga: Xiaomi Siapkan Ponsel Tanpa Tombol dan Lubang Kamera
“Jaringan seluler adalah aset strategis bagi Nokia dan para pelanggannya,” demikian pernyataan resmi dari Nokia.
Di luar urusan bisnis jaringan, Nokia juga terus berinovasi di bidang lain. Sebelumnya, perusahaan asal Finlandia ini bekerja sama dengan Axiom Space untuk menyematkan teknologi 4G LTE pada pakaian antariksa generasi terbaru. Pakaian ini rencananya akan digunakan dalam misi Artemis III NASA.
Meski masa kejayaan Nokia sebagai pemimpin industri ponsel sudah berlalu, perusahaan ini masih terus beradaptasi dan mencari peluang di tengah tantangan global. Bagaimana masa depan Nokia di industri teknologi? Itu masih menjadi pertanyaan yang menarik untuk dinantikan jawabannya.