Ekonomi AS Tumbuh Pesat: Apa Arti Laporan Kuartal Kedua bagi Masa Depan Ekonomi?

SPOOTLIVE– Aktivitas ekonomi di Amerika Serikat menunjukkan performa yang jauh lebih kuat dari perkiraan selama kuartal kedua, didorong oleh konsumsi yang kuat, belanja pemerintah, dan persediaan yang melimpah. Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan bahwa produk domestik bruto riil, yang mencerminkan semua barang dan jasa yang diproduksi antara April hingga Juni, tumbuh dengan laju tahunan sebesar 2,8 persen. Sebelumnya, para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS hanya sebesar 2,1 persen, setelah peningkatan sebesar 1,4 persen pada kuartal pertama 2024.

Melansir Kompas.com, Menurut CNBC, belanja konsumen menjadi katalis utama yang mendorong angka pertumbuhan ekonomi ini. Pengeluaran konsumsi pribadi, yang merupakan indikator utama dalam laporan Biro Analisis Ekonomi AS untuk aktivitas konsumen, naik 2,3 persen pada kuartal kedua 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal pertama yang hanya mencapai 1,5 persen. Kenaikan ini terjadi baik dalam belanja jasa maupun barang yang menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kuartal kedua. Selain itu, persediaan juga memberikan kontribusi yang signifikan, dengan peningkatan sebesar 0,82 poin persentase.

Belanja pemerintah turut memberikan dorongan positif, dengan kenaikan sebesar 3,9 persen di tingkat federal, termasuk lonjakan 5,2 persen dalam pengeluaran untuk pertahanan. Namun, impor mengalami peningkatan sebesar 6,9 persen, yang merupakan kenaikan kuartalan terbesar sejak kuartal pertama tahun 2022. Di sisi lain, ekspor hanya meningkat sebesar 2 persen.

Pasar saham berjangka bergerak naik setelah laporan ini dirilis, sementara imbal hasil Treasury AS mengalami penurunan. Kepala ekonom di RSM, Joseph Brusuelas, mengomentari bahwa komposisi pertumbuhan ini merupakan salah satu yang terbaik yang telah diamati dalam beberapa waktu terakhir. Brusuelas menyatakan bahwa laporan ini mendukung gagasan bahwa ekonomi AS berada di tengah ledakan produktivitas yang dalam jangka menengah akan meningkatkan standar hidup di seluruh negeri melalui inflasi yang lebih rendah, lapangan kerja yang stabil, dan kenaikan upah riil.

Terkait inflasi, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, yang merupakan ukuran utama bagi Federal Reserve, meningkat 2,6 persen pada kuartal kedua 2024, turun dari 3,4 persen pada kuartal pertama. Sementara itu, inflasi inti, yang tidak termasuk makanan dan energi dan menjadi fokus The Fed sebagai indikator inflasi jangka panjang, naik sebesar 2,9 persen, dibandingkan dengan peningkatan 3,7 persen pada periode sebelumnya. Chain-weighted price index, yang memperhitungkan perubahan perilaku konsumen, meningkat sebesar 2,3 persen pada kuartal kedua 2024, lebih rendah dari estimasi sebesar 2,6 persen.

Dalam pidatonya di Rio de Janeiro pada Kamis pagi waktu setempat, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan bahwa laporan ini menegaskan pertumbuhan ekonomi AS yang stabil dengan inflasi yang menurun. “Laporan PDB ini sebagai penegasan jalan yang kita tempuh menuju pertumbuhan yang stabil dan inflasi yang menurun,” ujar Yellen.

Secara keseluruhan, laporan ini menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang berada dalam kondisi yang baik dengan dorongan kuat dari konsumsi, belanja pemerintah, dan persediaan yang cukup besar. Inflasi yang mulai menurun juga memberikan harapan bahwa pertumbuhan ekonomi yang stabil dapat terus berlanjut tanpa tekanan inflasi yang berlebihan.