Gapai Mimpi Bersama: Transformasi Pendidikan di Era Digital

NEWSLIVE – Pendidikan di Era Digital, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keprihatinannya terhadap ketimpangan infrastruktur pendidikan antara wilayah perkotaan, kabupaten, dan perbatasan di Indonesia. Beliau menekankan bahwa Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim perlu mencari solusi untuk mengatasi disparitas ini.

Pada peringatan Hari Guru dan HUT ke-78 PGRI di Jakarta, Jokowi menyoroti perbedaan signifikan dalam sarana dan prasarana Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota-kota dibandingkan dengan daerah perbatasan, serta menilai hal ini sebagai tanggung jawab Mendikbud.

Presiden menyadari bahwa tantangan yang dihadapi oleh guru saat ini sangat kompleks, terutama terkait perkembangan teknologi. Ia menekankan bahwa tidak semua guru di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap teknologi terkini, hal ini disebabkan oleh ketidakmerataan infrastruktur pendidikan.

Jokowi mengungkapkan perbedaan kondisi yang dirasakan oleh guru di kota-kota dengan mereka yang berada di daerah terpencil, terdepan, dan terluar (3T), yang disertai dengan keterbatasan infrastruktur, fasilitas, dan tenaga pendidik.

Namun demikian, Jokowi menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memberikan dukungan terbaik kepada para guru. Ini termasuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik terutama saat pengembangan pendidikan di era digital ini.

Presiden mengungkapkan bahwa pemerintah sedang berupaya menyelesaikan permasalahan guru honorer terkait kepastian karier dan kesejahteraan.

Melalui program seleksi guru Aparatur Sipil Negara-Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN-PPPK), pemerintah berharap dapat merekrut sekitar 840 ribu guru sebagai ASN PPPK dalam tiga tahun, dengan target mencapai 1 juta guru ASN PPPK pada tahun 2024.

Dalam konteks ini, Jokowi menyampaikan harapannya agar perekrutan guru ASN PPPK dapat membawa perbaikan signifikan terhadap kondisi pendidikan di berbagai daerah, termasuk daerah 3T.

Selain itu, ia menekankan pentingnya kesetaraan akses terhadap teknologi pendidikan di seluruh negeri untuk memastikan bahwa semua guru memiliki peluang yang setara dalam memanfaatkan perkembangan teknologi guna meningkatkan kualitas pembelajaran.