Gate MRT di kunci perusahaan Jepang dan tak bisa Update Sistem
NEWSLIVE – Berita yang beredar di media sosial mengenai sistem gate Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang dikunci oleh perusahaan Jepang telah menimbulkan kebingungan di kalangan pengguna. Informasi tersebut menyatakan bahwa penumpang MRT Jakarta harus melakukan tap in dan tap out melalui mesin kartu reader JakLingko yang terpisah dari sistem gate asli. Meskipun tidak ada konfirmasi mengenai nama perusahaan Jepang yang bertanggung jawab, banyak yang berspekulasi tentang alasan di balik keputusan ini.
Namun, Kepala Divisi Corporate Secretary MRT Jakarta, Ahmad Pratomo, telah membantah klaim tersebut. Menurut Ahmad, keputusan untuk menggunakan kartu reader JakLingko secara terpisah adalah hasil dari kerja sama yang telah dijalin, bukan karena keterbatasan teknis atau kunci dari pihak manufaktur Jepang. Ahmad menegaskan bahwa suku cadang dan pembaruan sistem gate telah didukung secara lokal, dan perubahan ke reader JakLingko dilakukan untuk memudahkan masyarakat memanfaatkan tarif terintegrasi antarmoda transportasi publik, termasuk MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan BRT Transjakarta.
Pemindahan sistem tap in dan tap out ke reader JakLingko juga bertujuan untuk mengurangi potensi kesalahan saat proses tap in atau tap out. Ahmad menambahkan bahwa langkah ini mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bertujuan mendorong lebih banyak warga untuk menggunakan transportasi publik.
Sejak 25 Maret 2024, MRT Jakarta telah resmi mengubah mekanisme tap in dan tap out penumpang. Transaksi tap in menggunakan Kartu Uang Elektronik Bank kini hanya dapat dilakukan melalui reader JakLingko. Peralihan ini pertama kali diterapkan di empat stasiun MRT Jakarta: Stasiun MRT Cipete Raya, Stasiun MRT Haji Nawi, Stasiun MRT Blok Ahamd, dan Stasiun MRT ASEAN. Meskipun ada perubahan ini, Ahmad memastikan bahwa sistem tap in tap out lama masih berfungsi untuk kartu Single Trip Ticket, sementara Kartu Uang Elektronik Bank akan menggunakan gate Jaklingko.
Perubahan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan dalam sistem transportasi publik di Jakarta. Dengan adanya integrasi tarif dan sistem yang lebih modern, diharapkan akan ada peningkatan dalam penggunaan transportasi publik, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada pengurangan kemacetan dan polusi di ibu kota.