Intel Pertimbangkan Langkah Drastis untuk Keluar dari Krisis
NEWSLIVE – Intel, raksasa chip dunia, tengah berupaya keras untuk keluar dari keterpurukan dengan mempertimbangkan beberapa langkah drastis. Menurut laporan Bloomberg, salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah memisahkan bisnis produk dari unit manufaktur perusahaan. Selain itu, Intel juga membahas kemungkinan pembatalan sejumlah proyek pembangunan pabrik, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.
Langkah memperluas fasilitas produksi ini diyakini sebagai bagian dari strategi Intel untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Fokus utama Intel kini beralih menjadi produsen kontrak bagi perusahaan teknologi lain, sebuah strategi yang mulai dilihat sebagai pilihan yang paling ideal oleh para investor. Laporan Bloomberg bahkan membuat para investor merasa lebih optimis, mengingat opsi tersebut dipandang dapat membantu Intel keluar dari masa sulit.
Baca Juga: Google Luncurkan Fitur “Gems”: Chatbot Kustom Sesuai Kebutuhan
Dalam beberapa tahun terakhir, Intel menghadapi tantangan berat, terutama dengan meningkatnya persaingan dari raksasa chip lain seperti Nvidia, yang unggul di era kecerdasan buatan (AI). Pada laporan kuartalan awal Agustus, Intel mencatatkan hasil yang mengecewakan, dan untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, perusahaan tersebut tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham.
Tak hanya itu, Intel juga mengumumkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), di mana sekitar 15% tenaga kerja mereka harus diberhentikan. Kondisi semakin rumit dengan keluarnya Lip-Bu Tan, salah satu eksekutif senior perusahaan. Tan mundur setelah hanya dua tahun bergabung, kabarnya karena frustrasi dengan strategi AI Intel yang tertinggal, serta ketidakpuasan terhadap jumlah pekerja dan budaya perusahaan yang dianggap terlalu berhati-hati.
Dengan segala tantangan tersebut, Intel terus berjuang untuk memulihkan posisinya di industri teknologi global, sembari beradaptasi dengan perubahan cepat yang dipicu oleh revolusi AI.
