Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
November 21, 2024
NEWSLIVE

Jepang Terancam Krisis Demografi dan Kekurangan Tenaga Kerja

Wijaya
  • September 22, 2024
  • 2 min read
Jepang Terancam Krisis Demografi dan Kekurangan Tenaga Kerja

NEWSLIVE – Jepang saat ini menghadapi dua masalah besar yang sering disebut sebagai “kiamat ganda.” Negara ini harus berhadapan dengan krisis demografi yang semakin akut dan kekurangan tenaga kerja yang mengkhawatirkan. Data pemerintah yang dirilis menjelang perayaan “Hari Penghormatan bagi Lansia” awal pekan ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas mencapai rekor tertinggi, yaitu 36,25 juta orang.

Angka tersebut mencerminkan bahwa hampir 29,3% dari total populasi Jepang kini terdiri dari lansia, menjadikan negara ini memiliki proporsi penduduk lanjut usia terbesar di dunia. “Ini adalah bagian tertinggi dibandingkan negara mana pun,” kata Biro Statistik Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, Kamis (19/8/2024).

Robert Feldman, kepala ekonom di Morgan Stanley MUFG Securities, menyatakan kekhawatiran bahwa tren demografi ini akan memperparah kekurangan tenaga kerja di Jepang. Sebuah survei dari Teikoku Databank pada bulan lalu mengungkapkan bahwa 51% perusahaan di Jepang, terutama di sektor padat karya seperti layanan makanan, merasa kesulitan mencari pekerja penuh waktu.

Baca Juga: Negara-Negara Pasifik Dukung Israel, Tolak Resolusi PBB soal Palestina

“Kekurangan tenaga kerja sangat buruk, terutama di industri yang sangat membutuhkan banyak pekerja,” ungkap Feldman. Ia juga menambahkan bahwa semakin banyak pekerja lansia yang pensiun, tetapi tidak ada cukup tenaga kerja muda untuk menggantikan mereka.

Pada tahun 2023, jumlah pekerja berusia 65 tahun ke atas mencapai 9,14 juta, menandai peningkatan selama 20 tahun berturut-turut. Namun, tren ini diperkirakan akan terus meningkat, dengan proporsi lansia diprediksi mencapai 34,8% pada tahun 2040.

Menurut penelitian Feldman, angkatan kerja Jepang yang berjumlah sekitar 69,3 juta orang pada tahun 2023 diperkirakan akan menurun drastis menjadi sekitar 49,1 juta pada tahun 2050. Pemerintah Jepang telah berusaha mengatasi masalah ini dengan berbagai kebijakan, seperti meningkatkan dana untuk program pembesaran anak dan membuka lebih banyak fasilitas penitipan anak guna meningkatkan angka kelahiran.

Baca Juga:  Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka: Melangkah Bersama Menuju Pilpres 2024

Baca Juga: Alasan Kenapa Orang Indonesia Tidak Bahasa Belanda, Padahal Pernah Dijajah Oleh Belanda

Selain itu, Jepang mulai membuka pintunya bagi migrasi tenaga kerja asing. Pada tahun 2024, jumlah pekerja asing mencapai rekor 2 juta, dengan target tambahan 800.000 tenaga kerja asing dalam lima tahun ke depan. Namun, Feldman menekankan bahwa jumlah tersebut tidak akan cukup untuk menutup kekurangan yang dihadapi Jepang.

“Jika Jepang ingin mengatasi penurunan tenaga kerja ini, mereka harus meningkatkan produktivitas tenaga kerja muda yang ada serta memanfaatkan teknologi baru seperti AI dan otomatisasi,” tutup Feldman.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *