Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
March 10, 2025
NEWSLIVE

Olimpiade Paris 2024: Kisah Para Petarung di Panggung Olimpiade

Deviwulandari
  • Agustus 13, 2024
  • 3 min read
Olimpiade Paris 2024: Kisah Para Petarung di Panggung Olimpiade

NEWSLIVE– Olimpiade 2024 di Paris, yang berlangsung dari 26 Juli hingga 11 Agustus, membawa kisah para pejuang sejati. Dengan slogan “Game wide open” – yang berarti kompetisi terbuka lebar – Olimpiade ini tidak hanya mencerminkan tradisi lama olimpiade, yaitu citius, altius, fortius (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat). Lebih dari itu, Olimpiade Paris 2024 menekankan inklusivitas, persaudaraan, dan keindahan dalam setiap pertandingannya.

Olimpiade ini diikuti oleh 10.714 atlet yang terbagi rata antara pria dan wanita, yang berasal dari 206 negara. Mereka berkompetisi untuk memperebutkan medali dalam 329 kategori dari 32 cabang olahraga. Di dunia ini, hanya ada dua momen di mana bendera negara dan lagu kebangsaan berkibar dengan khidmat: saat penyambutan pemimpin negara dalam forum resmi dan saat penyerahan medali emas dalam olimpiade. Karena itu, menjadi seorang olimpian adalah impian bagi setiap atlet. Mereka berlomba untuk meraih medali emas, karena hal ini tidak hanya menobatkan mereka sebagai atlet terbaik tetapi juga sebagai wakil terbaik dari negaranya.

Kisah tentang pejuang Olimpiade Paris 2024 dimulai bukan oleh seorang atlet, melainkan oleh selebritas dunia, Celine Dion. Pada Kamis, 8 Desember 2022, melalui akun media sosialnya, Celine Dion mengungkapkan bahwa dia didiagnosis dengan penyakit langka yang disebut stiff person syndrome, sebuah kelainan autoimun yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Akibat dari kondisi ini, Dion sering mengalami kejang-kejang.

“Sayangnya, kejang ini mempengaruhi setiap aspek kehidupan sehari-hari saya, terkadang menyebabkan kesulitan saat berjalan dan tidak memungkinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya,” kata Dion (Kompas.com, 09/12/2022). Mendengar berita ini, serta melihat video-video yang beredar di media sosial sebulan sebelum Olimpiade 2024, banyak yang menyimpulkan bahwa karier Dion telah berakhir. Setidaknya dalam satu atau dua tahun ke depan, Dion diperkirakan tidak akan bisa bernyanyi lagi. Namun, fakta membuktikan sebaliknya. Upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 justru diakhiri dengan suara menggelegar Celine Dion yang menyanyikan “L’hymne à l’amour” (The hymn to love), mengabarkan kepada dunia bahwa Tuhan mempertemukan orang-orang yang saling mencintai.

Baca Juga:  Veto AS Terhadap Resolusi PBB Tentang Gaza Menuai Kritik dari Sekutu

Dalam konteks ini, medali emas pertama Olimpiade Paris 2024 sejatinya diberikan kepada Celine Dion. Dia bertarung melawan penyakitnya dan berhasil menang, menunjukkan esensi sejati dari citius, altius, fortius dalam kehidupannya.

Kisah pejuang selanjutnya adalah Rifda Irfanaluthfi, pesenam Indonesia pertama yang tampil di Olimpiade. Meski tidak membawa pulang medali dan hanya bertanding di babak penyisihan sebelum tersingkir, Rifda tetap mengukir sejarah. Lahir pada 16 Oktober 1999, Rifda mulai berlatih senam sejak usia enam tahun. Pada 2010, dia mulai dilatih oleh Eva Butar-Butar, ratu senam Asia Tenggara era 90-an. Meskipun tidak meraih kemenangan, Rifda telah membuka jalan bagi pesenam Indonesia lainnya dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *