Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
November 13, 2024
NEWSLIVE

Pendiri Telegram, Pavel Durov, Ditangkap di Prancis Atas Tuduhan Keterlibatan Kejahatan

Wijaya
  • Agustus 27, 2024
  • 2 min read
Pendiri Telegram, Pavel Durov, Ditangkap di Prancis Atas Tuduhan Keterlibatan Kejahatan

NEWSLIVE – Pendiri sekaligus CEO aplikasi pesan instan Telegram, Pavel Durov, dilaporkan ditangkap di Bandara Le Bourget, Paris, pada Sabtu malam (24/8) waktu setempat. Penangkapan ini terjadi ketika Durov baru saja mendarat setelah melakukan penerbangan menggunakan jet pribadinya dari Azerbaijan.

Durov, yang kini berusia 39 tahun, langsung ditahan oleh otoritas Prancis setelah jet pribadinya menyentuh landasan sekitar pukul 20.00. Menurut laporan TF1 TV, Durov memang sudah menjadi target penangkapan di Prancis, dan surat perintah penangkapan untuknya sudah diterbitkan.

Penangkapan ini diduga terkait dengan berbagai kejahatan yang terjadi melalui platform Telegram. Prancis menuduh bahwa aplikasi tersebut terus mengizinkan terjadinya aktivitas kriminal, mulai dari perdagangan narkoba hingga kejahatan terhadap anak-anak. Selain itu, Telegram juga dianggap gagal dalam memoderasi konten yang bermasalah serta tidak bekerja sama dengan penegak hukum untuk memberantas berbagai kejahatan yang berlangsung di dalam platform tersebut.

Baca Juga: Kasus KDRT: Dokter Qory Melarikan Diri dan Suami Ditetapkan sebagai Tersangka

Dalam laporan TF1 TV, seorang sumber yang dekat dengan kasus ini menjelaskan bahwa Durov dianggap “membiarkan sejumlah pelanggaran dan kejahatan dilakukan tanpa adanya upaya moderasi atau kolaborasi dengan pihak berwenang.”

Durov saat ini dilaporkan ditahan dalam status tahanan praperadilan di Prancis, di mana surat perintah penangkapan ini hanya berlaku di negara tersebut. Selain itu, Durov juga telah masuk dalam daftar persona non-grata di Prancis, yang berarti dirinya dilarang memasuki negara itu. Menariknya, pria kelahiran Rusia ini telah menjadi warga negara Prancis sejak Agustus 2021, meskipun dia jarang bepergian ke negara-negara Eropa.

Durov selama ini dikenal lebih sering tinggal di Dubai. Sebelumnya, ia meninggalkan Rusia pada 2014 setelah menolak membagikan data pengguna VKontakte—jejaring sosial yang juga ia dirikan—kepada lembaga keamanan Rusia. Setelah itu, ia menghadapi penolakan serupa dari Rusia yang gagal memblokir Telegram karena Durov tetap menolak menyerahkan komunikasi daring pengguna kepada pemerintah.

Baca Juga:  Kementerian ESDM Menjamu Para Delegasi Meeting 41st ASEAN SOME

Baca Juga: Kebangkrutan Startup di AS Melonjak, Masa Depan Ekonomi Teknologi Dipertaruhkan

Telegram, yang kini memiliki lebih dari 900 juta pengguna aktif, telah menjadi alat komunikasi utama bagi banyak pihak, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan pejabatnya selama perang dengan Rusia. Meskipun Durov menyadari bahwa Telegram telah digunakan oleh berbagai pihak dalam konflik, ia menekankan bahwa platform ini tetap netral dan tidak boleh menjadi pemain dalam geopolitik.

Durov, yang kini memiliki kekayaan sebesar $15,5 miliar menurut Forbes, mengatakan bahwa meskipun banyak pemerintah berusaha menekan Telegram, ia akan terus mempertahankan platform ini sebagai ruang bebas dan netral untuk komunikasi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *