Prabowo dan Putin : Era Baru Kerja Sama Indonesia-Rusia
NEWSLIVE– Presiden terpilih Republik Indonesia periode 2024-2029, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan resmi ke Moskwa pada hari Rabu, 31 Juli 2024, dan bertemu langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Pertemuan ini dianggap sebagai momen penting untuk memperkuat hubungan diplomatik dan kerja sama antara kedua negara. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa ini adalah pertama kalinya dia disambut secara resmi oleh Putin meskipun dia telah mengunjungi Moskwa sebanyak empat kali sebelumnya.
Selama pertemuan tersebut, Prabowo juga mengucapkan selamat kepada Putin atas terpilihnya kembali sebagai Presiden Rusia. Sebagai Presiden terpilih Indonesia, Prabowo menyebutkan Rusia sebagai “teman besar” Indonesia dan berkomitmen untuk melanjutkan hubungan baik antara kedua negara. Dia mengingat kembali dukungan Rusia yang telah diberikan kepada Indonesia di masa lalu, termasuk bantuan pembangunan infrastruktur dan penguatan kekuatan militer yang sangat berharga bagi Indonesia. Prabowo menyatakan bahwa warisan sejarah dan hubungan yang telah terjalin dengan Rusia adalah hal yang penting dan tidak akan dilupakan.
Prabowo berjanji untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Rusia setelah dia resmi dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024. Dia menyebutkan bahwa dia telah bertemu dengan berbagai pejabat Rusia, termasuk wakil perdana menteri dan pejabat senior dari industri pertahanan Rusia. Pembicaraan tersebut telah membahas secara mendalam rencana kerja sama ke depan antara kedua negara. Salah satu rencana yang disambut baik adalah pembukaan Konsulat Jenderal Rusia di Bali. Prabowo mendukung rencana ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kerja sama di sektor pariwisata antara Rusia dan Indonesia.
Selain itu, Prabowo juga menyambut baik rencana maskapai Rusia, Aeroflot, untuk kembali membuka penerbangan langsung dari Moskwa ke Bali. Dia menegaskan dukungannya untuk penerbangan langsung ini dan menyatakan bahwa dukungan juga akan diberikan untuk maskapai Rusia lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo juga membahas potensi kerja sama di sektor energi nuklir. Dia menyebutkan diskusi dengan ROSATOM mengenai kemungkinan kolaborasi dalam pengembangan reaktor modular kecil serta reaktor utama. Selain sektor energi nuklir, Prabowo juga menyampaikan harapannya terkait program beasiswa pendidikan. Dia menyatakan keinginan untuk mengirim mahasiswa Indonesia, terutama dalam bidang kedokteran, ke Rusia karena kekurangan 160.000 dokter di Indonesia.
Prabowo menilai Rusia sebagai salah satu negara yang memiliki keunggulan dalam ilmu kedokteran modern dan berencana untuk memanfaatkan program beasiswa besar-besaran untuk mengatasi kekurangan dokter di Indonesia. Ini merupakan kelanjutan dari tradisi sejarah pengiriman pelajar Indonesia ke Rusia yang telah dimulai sejak tahun 1960-an. Prabowo juga mengungkapkan rencana ini selama debat calon presiden sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas tenaga medis di tanah air.