Volkswagen Hadapi Krisis, Penjualan di Indonesia Anjlok
NEWSLIVE – Volkswagen (VW), pabrikan mobil asal Jerman, kini tengah bersiap menghadapi tantangan berat di masa depan. Tak hanya di Eropa, kinerja penjualan VW di Indonesia juga menunjukkan hasil yang sangat minim, mempertegas krisis yang melanda industri otomotif global.
Pimpinan VW Group mengakui bahwa situasi ini sangat serius. Industri otomotif Eropa menghadapi tekanan besar, dan langkah-langkah efisiensi yang drastis mungkin diperlukan untuk menjaga keberlangsungan bisnis.
Kondisi sulit yang dihadapi VW di Eropa ternyata selaras dengan performa penjualan mobil di Indonesia. Pada Juli 2024, penjualan mobil nasional masih menunjukkan tren negatif, melanjutkan kinerja buruk yang telah berlangsung sejak awal tahun. Selama Januari hingga Juli 2024, penjualan mobil nasional belum mampu melampaui capaian pada periode yang sama di tahun 2023.
Baca Juga: PT Ace Hardware Angkat Kaki dari RI, Akan Berubah Nama Baru
Fakta ini diperkuat oleh catatan penjualan pada Juli 2024, yang tetap berada di bawah 80.000 unit. Padahal, pada 2023, penjualan bulanan selalu berada di atas angka tersebut, kecuali pada bulan April.
Penjualan VW di Indonesia juga menunjukkan angka yang mengecewakan. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, wholesales VW—penjualan dari pabrikan ke diler—hanya mencapai 52 unit sepanjang tujuh bulan pertama tahun 2024. Angka ini mengalami penurunan tajam sebesar 68,7% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 166 unit.
Parahnya lagi, penjualan di bulan Juli 2024 hanya menyentuh 2 unit, turun dari 4 unit pada bulan sebelumnya. Sementara itu, retail sales—penjualan dari diler ke konsumen akhir—hanya tercatat 65 unit selama periode Januari hingga Juli 2024. Ini juga menunjukkan penurunan signifikan dari 141 unit pada periode yang sama tahun 2023. Di bulan Juli saja, VW hanya berhasil menjual 4 unit di Indonesia.
Baca Juga: Huawei Tantang Apple Dengan Rilis Smartphone Trifold
Melihat kondisi ini, CEO Volkswagen Group, Oliver Blume, menyatakan bahwa perusahaan kemungkinan akan melakukan “restrukturisasi menyeluruh.” Blume menegaskan bahwa industri otomotif Eropa saat ini berada dalam situasi yang sangat menantang, dengan ekonomi global yang semakin sulit dan persaingan yang semakin ketat di pasar Eropa.
“Jerman sebagai basis manufaktur kini semakin tertinggal dalam hal daya saing,” ujar Blume. Ia juga menambahkan bahwa penutupan pabrik di beberapa lokasi produksi kendaraan dan komponen mungkin tidak bisa dihindari dalam upaya mempertahankan daya saing.
Dengan langkah restrukturisasi menyeluruh ini, VW berharap dapat menghadapi tantangan di masa depan dan bertahan di tengah tekanan industri otomotif global yang semakin ketat.