Dugaan Pengiriman Senjata Korea Utara ke Rusia dan Dampaknya Terhadap Krisis Ukraina
NEWSLIVE– Pada Rabu (1/11/2023), anggota parlemen Korea Selatan, Yoo Sang-bum, mengungkapkan bahwa Korea Utara telah mengirim lebih dari satu juta peluru artileri ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Menurut Yoo, informasi ini didapat dari Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS). Dalam pertemuan antara pemimpin kedua negara, Kim Jong Un dari Korea Utara dan Vladimir Putin dari Rusia, yang berlangsung di timur jauh Rusia pada bulan September 2023, tampaknya terjadi kesepakatan terkait pengiriman senjata ini.
Melansir Kompas.com, Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa Korea Utara telah memulai pasokan senjata ke Moskwa setelah pertemuan tersebut. NIS melaporkan bahwa setidaknya sepuluh pengiriman senjata telah dilakukan oleh Korea Utara ke Rusia sejak bulan Agustus 2023. Jumlah senjata yang telah dikirim, termasuk lebih dari satu juta peluru artileri, diyakini cukup untuk mendukung Moskwa dalam perang melawan Ukraina selama sekitar dua bulan.
Sebagai imbalannya, Korea Utara tampaknya mendapatkan bantuan teknis dari Rusia terkait dengan peluncuran satelit pengintaian militer. Meskipun upaya peluncuran satelit pada bulan Oktober 2023 ditunda, persiapan akhir untuk misi tersebut berlangsung tanpa kendala. Menurut Yoo, ini menunjukkan bahwa Korea Utara mungkin menerima saran teknis dari Rusia, yang meningkatkan peluang keberhasilan misi peluncuran satelit mereka.
Pengungkapan ini menciptakan kekhawatiran internasional karena keterlibatan Korut dalam konflik Ukraina. Amerika Serikat pada bulan Oktober 2023 mengklaim bahwa pengiriman senjata dari Korea Utara ke Rusia sedang berlangsung, termasuk pengiriman 1.000 kontainer peralatan militer dan amunisi dalam beberapa pekan terakhir.
Langkah ini memicu reaksi keras dari Korea Selatan, Jepang, dan AS, yang bersama-sama mengeluarkan pernyataan mengecam tindakan Korut yang dapat memperburuk krisis Ukraina.
Pernyataan Kim Jong Un, saat mengunjungi Rusia pada bulan September 2023, juga menegaskan pentingnya hubungan bilateral dengan Rusia dan North Korea. Kim Jong Un mendukung invasi Rusia ke Ukraina, menciptakan ketegangan antara Korut dengan komunitas internasional yang mengutuk tindakan agresif Rusia di Ukraina.
Dalam konteks ini, dunia internasional harus memantau perkembangan lebih lanjut terkait situasi ini. Langkah-langkah diplomatik dan negosiasi perlu ditingkatkan untuk mencegah eskalasi konflik dan memastikan keamanan dan stabilitas global.
Dalam menghadapi situasi yang kompleks ini, kerja sama antara negara-negara dan upaya diplomasi akan menjadi kunci untuk mengatasi krisis yang berkembang ini dengan damai dan bermartabat.