Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
September 16, 2024
NEWSLIVE

Petani Padi di Sumbawa Nekat Tanam Padi Meski Air Langka

Wijaya
  • Maret 5, 2024
  • 3 min read
Petani Padi di Sumbawa Nekat Tanam Padi Meski Air Langka

NEWSLIVE – Petani padi di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), menghadapi kesulitan. Cuaca yang tidak menentu dan pupuk yang mahal membuat biaya produksi meningkat. Saparuddin (52), seorang petani di Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), berani menanam padi meski air langka. Ia punya niat, kerja keras dan optimisme. “Sawah kami tadah hujan, bukan irigasi primer. Saya tetap tanam padi walau air kurang,” ujar Saparuddin saat ditemui, Senin (4/3/2024).

Ia menghabiskan modal besar untuk menanam padi di musim hujan yang jarang turun. “Hujan seminggu sekali. Tantangan berat, tapi saya optimis padi panen,” katanya. Saparuddin menyambung selang air 1 kilometer dari sungai ke sawah. “Masih ada air sungai, tapi jauh dan debitnya kecil,” tambahnya.

Pinjam di bank Saparuddin harus pinjam uang Rp 10 juta di bank karena biaya produksi tinggi. “Saya dan istri sepakat pinjam uang di bank Rp 10 juta sebagai modal awal. Mudah-mudahan padi selamat dan panen,” harap Saparuddin. Selain mesin penyedor air, harga pupuk juga mahal. “Pupuk wajib, dari biaya produksi yang kami pinjam di bank Rp 2 juta untuk beli pupuk,” terangnya. Sebagai petani musiman, ia hidup pas-pasan. “Kalau sawah sepi, saya jadi buruh di sawah orang. Upah Rp 100.000 per hari bantu semai benih atau buat pagar dan semprot tanaman,” cerita Saparuddin. Sapia, istri Saparuddin pandai atur keuangan. Ia juga bantu suami di sawah.“Saya ikut suami kerja di sawah. Saya tidak diam di rumah,” kata Sapia. Sapia siapkan menu bergizi tapi beragam sebelum panen.

“Kami tanam singkong, kelor, jagung dan lain-lain di sawah. Bisa petik setiap hari. Saya juga tanam cabai dan kemangi,” sebutnya. Sapia dan keluarga petik sayur di sawah untuk pangan harian. “Cuma ikan yang beli tiap hari. Sayur petik di sawah,” ucapnya. Sapia dapat bantuan pangan dari pemerintah. “Bantuan beras dan telur per 3 bulan cukup bantu kami.

Baca Juga:  Timnas U23 Indonesia Gagal ke Olimpiade Paris 2024

Menu sehari-hari sayur dan ikan saja,” kisahnya. Kalau beras habis dan bantuan belum turun, Sapia beli ke tetangga. Persediaan habis karena tanam padi telat akibat El Nino. Biasanya, Sapia dapat hasil kotor Rp 30 juta tiap panen. Pendapatan itu sedikit karena harus bayar modal di bank. “Panen raya, harga padi turun. Kami cuma balik modal dan bayar utang, syukur,” ujarnya. Dari hasil pertanian ini, Saparuddin dan Sapia sekolahkan dua anaknya sampai kuliah. “Kami cuma SD dulu, jadi anak harus sekolah sampai kuliah. Alhamdulillah cita-cita itu terpenuhi berkat kerja keras,” kisahnya.

Data Pemerintah Kabupaten Sumbawa menunjukkan luas lahan pertanian di Kabupaten Sumbawa 664.398 hektar. Lahan sawah irigasi 43.981 hektar dan tadah hujan 14.652 hektar. Produksi terus naik, terlihat dari produksi padi dan jagung tahun 2023. Khusus jagung, produksi tahun 2023 704,330 ton dari luas panen 96.237 hektar.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *