6 Cara untuk Melindungi Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Anak
SPOOTLIVE – Kita hidup dalam budaya yang mengagungkan kesuksesan. Namun, jika menyangkut kesehatan mental anak-anak, para ahli mengatakan inilah saatnya untuk bersantai, menyerah pada masa kini, dan memberi anak-anak waktu dan ruang untuk menjadi… ya, anak-anak.
Dari waktu menonton yang dapat diprediksi hingga tingkat kebosanan, para ahli berbagi kiat agar si kecil dapat berkembang menjadi individu yang utuh
Upaya masyarakat yang tiada henti untuk mencapai produktivitas dan kesuksesan berdampak signifikan terhadap kesehatan mental anak-anak.
Kunci untuk melindungi kesejahteraan anak terletak pada perlindungan masa kecilnya. Menyeimbangkan upaya mencapai prestasi dengan pendekatan yang lebih holistik dalam mengasuh anak adalah hal yang penting untuk membesarkan individu yang tangguh dan sehat secara emosional.
Berikut tips dan teknik dari sejumlah ahli untuk melindungi kesehatan mental anak
1. Hindari jadwal padat
Kehidupan yang terlalu terjadwal karena norma-norma sosial menyisakan sedikit ruang untuk bermain dan bersenang-senang yang tidak terstruktur, yang sangat penting bagi perkembangan kognitif dan emosional anak.
Seringkali, anak-anak berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya dan, sebagai akibatnya, terus-menerus mendapat rangsangan berlebihan.
Kebosanan mengundang kreativitas, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah. Dalam jangka panjang, seiring bertambahnya usia dan terbiasa dengan kecepatan tertentu, mereka sering kali mencari rangsangan atau hiburan eksternal karena merasa tidak nyaman dengan keheningan dan kehidupan sehari-hari yang monoton.
Ketika dibiarkan sendiri, anak-anak menemukan cara kreatif untuk menghibur diri mereka sendiri. Semakin banyak mereka melakukan ini, semakin baik mereka melakukannya.”
Daripada menjejali jadwal dengan aktivitas, bermain, dan jalan-jalan, orang tua sebaiknya fokus pada kualitas pengalaman dibandingkan kuantitas.
Beralih ke kehidupan yang lebih lambat tidak hanya membuat anak-anak menjadi lebih penuh perhatian, namun juga membantu mereka mengembangkan ketahanan, kesadaran diri, dan kecerdasan emosional – yang semuanya mempersiapkan mereka untuk sukses seiring bertambahnya usia.
2. Batasi penggunaan gadget
Salah satu tantangan terberat dalam mengasuh anak adalah mengurangi waktu menggunakan gadget dan menerapkan batasan teknologi.
Penggunaan teknologi yang meluas, yang didorong oleh budaya yang berpusat pada bisnis, membuat anak-anak terpapar waktu layar yang berlebihan dan potensi dampak buruk pada kesejahteraan mental.
Masalah utama terkait screentime adalah anak-anak kita mempunyai lebih sedikit waktu untuk menjelajahi dunianya. Ini adalah waktu yang dihabiskan secara pasif, bukan waktu aktif dan terlibat untuk melakukan sesuatu yang akan berdampak positif terhadap perkembangan mereka.
Screentime yang berlebihan tidak hanya berdampak negatif pada tidur, namun juga merusak keterampilan sosial dan kesejahteraan secara keseluruhan. Untuk mengatasi hal ini, orang tua disarankan untuk menerapkan “batasan yang tegas dan penuh kasih sayang” seputar waktu menonton, namun menekankan perlunya fleksibilitas.
Ketika screentime tersebar sepanjang hari atau minggu, seorang anak tidak akan pernah tahu kapan mereka diperbolehkan menonton.
Sedangkan jika ada kepastian, termasuk berapa lama dan kapan mereka boleh menggunakan gadget, kecil kemungkinannya anak akan memintanya secara acak.
3. Komunikasi terbuka
Menciptakan lingkungan yang mendukung di mana anak-anak merasa nyaman mengekspresikan pikiran dan emosi mereka akan mendorong kejujuran dan percakapan terbuka di tahun-tahun mendatang.
Berbagi masalah atau perasaan sulit bersama-sama dapat membantu anak-anak mengatasi masalah apa pun, sekaligus merasa didukung dan aman.
Jika orang tua mengungkapkan perasaannya sendiri, hal ini akan membantu anak mereka memahami bahwa memiliki perasaan atau emosi yang sulit adalah hal yang wajar.
Hal ini menumbuhkan kepercayaan dan memperkuat ikatan orang tua-anak. Hal ini memungkinkan orang tua untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah kesehatan mental sejak dini, sehingga meningkatkan ketahanan emosional pada anak-anak.
4. Prioritaskan permainan
Bermain sangat penting untuk perkembangan sosial, pemecahan masalah, kognitif dan emosional anak-anak. Orang tua yang memiliki anak kecil harus fokus pada membangun banyak permainan tidak terstruktur sepanjang hari.
Permainan tidak terstruktur memberikan kebebasan kepada si kecil untuk bereksplorasi, berkreasi, dan menemukan tanpa serangkaian aturan, batasan, atau pedoman yang telah ditentukan sebelumnya.
Hal ini memberi anak kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan imajinasinya sendiri secara organik dan intuitif, tanpa campur tangan orang dewasa.
Bermain menawarkan jalan keluar alami untuk menghilangkan stres, meningkatkan ketahanan mental dan emosional anak-anak, dan bermain secara teratur dapat memberikan manfaat jangka panjang dan bertahan lama.
Anak usia sekolah pun memerlukan waktu yang didedikasikan untuk bermain guna mendukung hubungan dengan teman, belajar tentang peraturan, dan meningkatkan kreativitas.
5. Validasi emosi
Memvalidasi emosi anak-anak dan membangun literasi emosional dapat berdampak besar pada kesejahteraan secara keseluruhan.
Emosi bisa sangat membebani dan membingungkan anak-anak. Salah satu tugas orang tua adalah mendukung anak-anak saat mereka menghadapi pusaran emosi dengan membantu mereka mengidentifikasi emosi, memvalidasi keberadaan emosi tersebut, dan meyakini bahwa pengalaman yang mereka alami adalah nyata bagi mereka.
Saat orang tua mendukung anak-anak dalam memahami perasaan mereka, kebingungan mereka tentang apa yang terjadi di dalam diri mereka akan berkurang. Dan, jika kita melangkah lebih jauh dan memvalidasi emosi, hal itu akan menanamkan rasa aman.
6. Cukup waktu tidur
Tidur tidak hanya berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, tetapi juga penting untuk memastikan pikiran dan tubuh mereka berfungsi secara optimal.
Kurang tidur dapat berdampak pada suasana hati, konsentrasi, perilaku, kemampuan mempelajari keterampilan baru, nafsu makan, dan kesejahteraan emosional.
Untuk memastikan si kecil mendapatkan jumlah tidur yang cukup, pakar tumbuh kembang anak merekomendasikan untuk menetapkan rutinitas siang hari dan waktu tidur yang berbeda namun dapat diprediksi untuk memberikan keseimbangan pada hari-hari anak Anda.
Misalnya, menghabiskan waktu di luar ruangan pada siang hari, tetap aktif, dan meminimalkan waktu menatap layar dapat memberikan manfaat yang signifikan terhadap kualitas tidur.