Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
December 22, 2024
SPOOTLIVE

Ancaman Mikroba Berbahaya dalam 7 Miliar Ton Sampah Plastik Dunia

Nandabdmn
  • Desember 16, 2024
  • 3 min read
Ancaman Mikroba Berbahaya dalam 7 Miliar Ton Sampah Plastik Dunia

Setiap tahun, sekitar 400 juta ton sampah plastik diproduksi secara global. Plastik telah menyebar hingga ke daerah-daerah terpencil di Bumi, dan dua studi yang dipublikasikan di Nature menunjukkan dampak yang signifikan.  Pada bulan Juni, lebih dari 2.000 relawan terlibat dalam kampanye Pembersihan Laut Global 2024, mengumpulkan hampir 40 ton sampah plastik dari sekitar 80 kilometer lautan dan pantai di berbagai lokasi, mulai dari Vietnam hingga California. 

Meskipun upaya ini menghabiskan waktu satu minggu, jumlah yang terkumpul hanya sedikit dibandingkan dengan 400 juta ton sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun— setara dengan berat total semua manusia dewasa di planet ini. Berbagai proyek dan kebijakan, baik di tingkat nasional maupun internasional, telah dirancang untuk mengatasi polusi plastik. Misalnya, pada tahun 2019, ASEAN membentuk Kerangka Aksi untuk mengurangi sampah laut. 

Pakta Plastik Eropa, yang berlaku sejak 2021, melibatkan 15 pemerintah dan 82 perusahaan swasta untuk mengurangi, mendaur ulang, dan menggunakan kembali plastik. Saat ini, Perjanjian Plastik Global PBB sedang dibahas untuk diselesaikan pada akhir tahun ini. Namun, satu aspek yang sering terabaikan adalah komunitas mikroba yang berkembang di dalam sampah plastik, yang dikenal sebagai ‘plastisfer’. Penelitian awal menunjukkan bahwa habitat ini dapat berfungsi sebagai reservoir bagi berbagai patogen, tetapi pemahaman tentangnya masih minim.

Dengan adanya sampah plastik yang melimpah, plastisfer kini mencakup luasnya air dan daratan, dengan lebih dari 7 miliar ton plastik dihasilkan dan sekitar 80% telah mencemari lingkungan. Dengan semakin banyaknya sampah plastik yang dihasilkan dan keterlambatan proses pembusukan, plastisfer tumbuh pesat dan menjadi tempat ideal bagi mikro-organisme.

Dalam satu sentimeter persegi plastisfer laut, ditemukan lebih dari 80.000 diatom. Satu gram plastik laut dapat menyimpan sepuluh kali lipat biomassa mikroba dibandingkan dengan satu meter kubik air laut terbuka. Plastik tidak hanya terdiri dari berbagai senyawa, tetapi juga menyerap nutrisi yang mendukung pertumbuhan mikroba.

Baca Juga:  ANKER PowerDrive III Bikin Perjalanan Aman, Punya 2 Port USB-C yang Jadi Andalan

Mikroba ini dapat mempengaruhi siklus biogeokimia, berkontribusi pada siklus karbon dan nitrogen, dan menghasilkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengendalian plastisfer perlu menjadi prioritas bagi pembuat kebijakan dan regulator lingkungan, terutama di daerah yang dianggap berisiko. 

Mengurangi penyebaran mikroba melalui perdagangan global sampah plastik sangat penting. Kolaborasi antara UNEP, Organisasi Perdagangan Dunia, dan pemerintah daerah diperlukan untuk mengurangi rute perdagangan ini. Semua negara juga harus berupaya mengurangi produksi plastik sekali pakai dan mencari alternatif ramah lingkungan. Mengalihkan fokus dari model linier (ambil-buat-sampah) ke ekonomi sirkular (di mana plastik didaur ulang atau diurai secara biologis) dapat memberikan dampak positif yang signifikan.

Saat ini, penilaian risiko terkait polusi plastik lebih banyak berfokus pada dampak fisik dan kimia, seperti ukuran dan jenis plastik. Kura-kura dan anjing laut sering terjebak dalam serpihan besar, sementara serpihan kecil dapat mengganggu sistem pencernaan ikan atau burung laut.  Selain itu, senyawa berbahaya seperti bisfenol A dan ftalat juga dapat larut dalam plastik. Risiko mikroba yang dihasilkan dari sampah plastik kini perlu menjadi perhatian utama.

  • Ilustrasi Tumpukan Sampah (Pixabay)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *