Membongkar Modus Lowongan Kerja Freelance Bodong, Banyak Makan Korban Calon Pekerja
Pekerjaan sebagai freelancer dan paruh waktu (part-time) semakin populer belakangan ini. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas waktu dan tempat kerja yang ditawarkan, sehingga pekerja dapat menikmati aktivitas lain di luar pekerjaan.
Namun, meningkatnya minat untuk bekerja secara freelance atau paruh waktu juga membuka peluang bagi pelaku kejahatan untuk menipu calon korban melalui platform seperti WhatsApp, situs pencarian kerja, dan LinkedIn. Sasaran utama penipuan ini adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan atau tambahan penghasilan.
Pesan singkat yang menawarkan pekerjaan paruh waktu atau freelance melalui WhatsApp semakin banyak beredar. Namun, penting untuk tetap waspada karena sebagian besar pesan tersebut merupakan modus penipuan.
Pakar Keamanan Siber, Alfons Tanujaya, menjelaskan bahwa situasi ini berkaitan dengan kebocoran data kependudukan. Hal ini memungkinkan pesan-pesan tersebut untuk menyasar banyak nomor telepon, yang sering kali menyebabkan spam.
Penawaran pekerjaan dengan iming-iming penghasilan tinggi sering kali menarik perhatian banyak orang. Sayangnya, modus operandi ini kini banyak digunakan oleh penipu untuk menjerat korban.
Mereka biasanya menyasar orang-orang yang baru lulus studi atau mereka yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan, dan banyak dari mereka yang terjebak dalam trik ini.
Pelaku penipuan akan menawarkan pekerjaan kepada banyak orang dengan tawaran yang menarik, seperti gaji harian. Mereka menghubungi calon korban secara acak melalui aplikasi chat, termasuk WhatsApp, dan bisa saja kamu menerima pesan tersebut meskipun tidak mendaftar atau melamar pekerjaan.
Sejumlah pelaku menggunakan modus dengan menawarkan pekerjaan freelance atau paruh waktu yang tampak mudah, tanpa keahlian khusus. Tugas yang diberikan biasanya sederhana, seperti mengikuti dan memberikan like pada akun media sosial yang dirancang untuk meyakinkan calon korban.
Setelah menerima tugas, korban diminta untuk menyelesaikannya dan mengirimkan bukti berupa screenshot. Reward yang dijanjikan akan diberikan dengan cepat setelah tugas selesai, namun ini hanyalah trik untuk membangun kepercayaan korban.
Pelaku kemudian menawarkan tugas tambahan, yang mereka sebut Tugas Prabayar, dengan iming-iming reward yang lebih besar. Namun, korban diharuskan mentransfer sejumlah uang sebagai deposit.
Jika tidak, reward yang dijanjikan akan menurun. Setelah transfer dilakukan, korban akan menerima reward, yang semakin memperkuat kepercayaan mereka. Selanjutnya, korban diminta untuk mentransfer uang lagi dengan janji reward yang lebih besar. Namun, janji tersebut tidak terpenuhi, dan pelaku akan memberikan alasan untuk meminta transfer lebih besar lagi.
Pada awalnya, pembayaran reward berlangsung lancar. Namun, setelah beberapa kali tugas, pelaku akan menunda pembayaran dengan berbagai alasan, seperti penambahan pekerjaan yang perlu diselesaikan. Penundaan ini sering disertai permintaan untuk mentransfer uang guna mendapatkan tugas tambahan.
Akhirnya, jika korban tidak dapat memenuhi permintaan transfer, pelaku akan mengklaim bahwa tugas yang diberikan tidak diselesaikan, sehingga uang yang sudah ditransfer tidak dapat dikembalikan. Ketika korban mulai curiga dan mempertanyakan pembayaran, pelaku akan mengeluarkan mereka dari grup dan memblokir nomor mereka.
Itulah beberapa ciri-ciri dan modus penipuan freelance yang beredar saat ini, serta cara menghadapinya. Penting untuk diingat bahwa kita tidak boleh tergoda oleh tawaran imbalan tinggi hanya untuk menyelesaikan tugas yang sederhana. Selalu berhati-hatilah dan jangan terburu-buru mengambil keputusan jika merasa ada yang tidak beres.
- Ilustrasi pekerja lepas (Pixabay)