Tips Budidaya Ulat Sutera, Mulai Pemilihan Bibit Berkualitas Sampai Panen
Pemilihan benih ulat sutera atau disebut juga ulat murbei merupakan langkah awal yang sangat penting untuk keberhasilan perkembangbiakan ulat sutera. Peternak perlu memilih benih yang berkualitas untuk menghasilkan kokon yang baik.
Kain sutra berkualitas tinggi dihasilkan dari kepompong berkualitas tinggi. Lalu bagaimana tips memilih bibit ulat sutera yang baik sebelum memulai budidaya ulat sutera? Lihat jawabannya di bawah.
Hal-Hal yang Harus Dipersiapkan Budidaya Ulat Sutera
Jenis ulat sutera yang umum dibudidayakan adalah ulat sutera jenis bombyx mori. Ulat sutera jenis ini bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari Tiongkok. Ulat sutera memerlukan makanan khusus untuk tumbuh sehingga memerlukan perhatian khusus. Jika tertarik dengan budidaya ulat sutera, segera persiapkan hal-hal berikut ini.
1. Mempersiapkan Modal
Memiliki bisnis sendiri adalah impian sebagian besar orang. Namun, mencapai hal ini tidaklah mudah. Pasalnya, banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai usaha, termasuk modal. Sayangnya masih banyak orang yang beranggapan bahwa memulai bisnis memerlukan modal yang besar.
Nyatanya, Anda bisa memulai bisnis meski dengan budget terbatas. Memang benar bahwa tingkat biaya modal menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan di masa depan. Semakin besar modal, semakin besar potensi untuk mengembangkan perusahaan dan mendorong inovasi.
Modal merupakan senjata terpenting dalam memulai suatu usaha, sehingga perlu dipersiapkan sejak sekarang. Ada banyak cara untuk memperoleh pendanaan, antara lain menabung, mencari investor, dan mengakses kredit.
2. Pencarian Benih Ulat Sutera yang Berkualitas
Ulat sutera merupakan salah satu hewan ternak yang kebutuhannya memerlukan pemahaman yang mendalam dan pertimbangan yang matang. Di daerah tropis, pegunungan merupakan tempat berkembang biak yang baik bagi ulat sutera.
Pasalnya, pohon murbei yang merupakan tanaman pangan pokok tumbuh subur di daerah pegunungan. Satu kaleng benih berisi kurang lebih 20.000 benih telur. Bila dipelihara pada musim kemarau, benih ini dapat menghasilkan 25-30 kg kokon basah atau kepompong. Berikut beberapa tips memilih jenis ulat sutera, serta berbagai sumber lainnya.
- Pemilihan benih ulat sutera yang baik, yaitu benih yang mempunyai produktivitas tinggi dan menghasilkan kokon dengan mutu optimal.
- Pastikan pembelian bibit anda sesuai dengan kapasitas kandang dan ketersediaan daun murbei.
- Pemilihan benih dilakukan 10-12 hari sebelum dimulainya budidaya
- Pemilihan benih tergantung pada ketinggian daerah.
- Benih berkualitas tinggi yang ditanam di Jepang dibutuhkan di daerah dengan ketinggian 700 meter, namun pada tempat memiliki keragaman ketinggian yang berbeda-beda.
- Lakukan penetasan dengan baik dan akurat agar penetasan terjadi secara serentak dan merata.
- Telur dapat ditetaskan dengan cara dimasukkan ke dalam kotak inkubasi dan ditutup dengan kain putih.
- Simpan di dalam ruangan pada suhu 25-28°C dan kelembaban dalam ruangan 75-80%. Simpan inkubator jauh dari sinar matahari langsung.
- Jika telur ulat sutera rusak, kain putih harus diganti dengan kain hitam selama dua hari.
Pemilihan benih merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan dengan matang, karena pemilihan benih yang salah dapat berdampak buruk pada hasil panen. Berikut beberapa tips memilih bibit ulat sutera yang baik:
- Bentuknya lingkaran atau lonjong. Harap dicatat bahwa sebaiknya tidak memilih benih yang pipih atau cacat.
- Pilih yang berwarna putih atau kuning cerah dan pastikan tidak ada biji yang berwarna hitam atau coklat.
- Kondisi harus bersih dan bebas jamur dan ukuran harus seragam.
- Sulit untuk pencah. Pilih yang memiliki tingkat penetasan tinggi (cari yang di atas 90%).
- Bibit sebaiknya dibeli dari peternak ulat sutera profesional atau lembaga penelitian/perusahaan penyedia bibit ulat sutera berkualitas tinggi.
Jika rumah tidak terlalu luas, maka perlu mencari tempat lain yang cocok untuk beternak ulat sutera. Kondisi berikut ini cocok untuk budidaya ulat sutera:
- Ruangannya bersih dan higienis
- Tidak akan terjadi hama
- Menyediakan penerangan yang memadai
- Terdapat sirkulasi udara dan tidak terlalu sempit
- Tingkat kelembaban dan suhu yang sesuai.
Selain itu, peternak juga perlu menyiapkan keranjang khusus yang terbuat dari bambu, besi, kayu, dll. Cocokkan jumlah kandang dengan jumlah benih yang dibeli untuk memastikan ruangan relatif luas. Jika berisi benih, kandang harus dilapisi dengan kain atau kertas bersih. Penting untuk menghindari penempatan kandang di bawah sinar matahari langsung untuk menghindari pertumbuhan terhambat.
Alat budidaya ulat sutera sebenarnya tidak terlalu sulit dan bisa didapatkan dengan mudah di daerah anda. Di bawah ini beberapa perlengkapan yang perlu dipersiapkan:
- Tanaman murbei (Daun murbei merupakan makanan utama ulat sutera).
- Air bersih, bebas kaporit dan bahan kimia, untuk minum dan membersihkan kandang.
- Perlengkapan bantu seperti gunting, pisau, ember, timbangan termometer, higrometer, dan lain-lain.
- Barang lainnya seperti kertas, kapas, sapu tangan, ranting, untuk mengikat telur, menghilangkan kotoran.
- Pohon murbei harus ditanam dengan baik sebelum proses pertumbuhannya dimulai.
- Daun murbei dibutuhkan sehari-hari sebagai makanan ulat sutera.
- Oleh karena itu, sebaiknya memiliki beberapa pohon agar tidak perlu membelinya di tempat lain.
Langkah-Langkah Budidaya Ulat Sutera
Beternak ulat sutera sebenarnya tidak terlalu sulit jika peternak rajin belajar dan konsisten. Sebelum memulai bisnis ini, pahami langkah-langkahnya dengan jelas untuk meminimalisir kesalahan. Di bawah ini kami akan memperkenalkan tata cara pembiakan ulat sutera yang benar.
1. Penetasan
Benih yang dijual di pasaran biasanya berbentuk telur yang harus ditetaskan terlebih dahulu. Proses penetasan diawali dengan menyimpan benih di tempat sejuk dan gelap hingga berubah warna menjadi hitam. Jika benih berwarna hitam berarti telur siap menetas.
Untuk mempercepat penetasan, mereka harus dipindahkan ke tempat yang hangat dengan pencahayaan yang cukup. Proses ini memakan waktu hingga 10 hingga 14 hari hingga telur menetas dan menjadi ulat (larva).
2. Pemberian Pakan
Proses pemeliharaan diawali dengan pemberian pakan secukupnya pada telur yang menetas. Potong kecil-kecil daun murbei agar mudah dimakan ulat sutera. Jumlah daun murbei sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi. Perkembangan ulat sutera terdiri dari lima tahap dan setiap tahap membutuhkan jumlah nutrisi yang berbeda.
3. Pencegahan Hama dan Penyakit
Ulat sutera tidak hanya membutuhkan makanan, tetapi juga perlindungan dari hama dan penyakit. Perawatan dan pemeliharaan yang tidak tepat dapat membuat ulat sutera mudah terserang penyakit. Hama dan penyakit yang dimaksud antara lain jamur, bakteri, kutu, serangga, tungau, dan virus.
Jika tidak ingin ulat sutera sakit, maka perlu membersihkan kandang secara menyeluruh. Ingatlah untuk menggunakan pestisida dan bahan kimia yang aman untuk membasmi hama dan penyakit tersebut.
4. Peralihan
Ulat sutera ganti kulit sebanyak empat kali sebelum menjadi larva. Setiap selesai berganti kulit, ulat sutera harus ditempatkan dalam kandang khusus dan dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai ukuran dan tahap perkembangannya.
Ulat sutera yang telah mencapai tahap perkembangan akhir tidak memerlukan makanan. Mereka mencari tempat untuk memintal sutra, sehingga perlu membawanya ke tempat khusus.
5. Pemanenan
Setelah ulat sutera berubah menjadi pupa, dapat dipanen dengan dua cara. Cara yang pertama adalah cara basah. Cara ini merebus kokon untuk menghilangkan seratnya dan melarutkan serisin. Selanjutnya cara kering yaitu menghilangkan benang-benang yang tertinggal setelah ulat sutera berubah menjadi ngengat dan keluar dari kepompong.
Filamen yang terkumpul harus dipintal menjadi benang sebelum diproses lebih lanjut. Tahapan pengolahan benang sutera meliputi pencucian, pemutihan, pencelupan, penyortiran, penenunan, pencucian, dan pengeringan.
Dengan melalui proses ini, peternak bisa menjualnya dengan harga tinggi. Budidaya ulat sutera tidak terlalu populer di kalangan anak muda. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak mungkin terjadi. Karena permintaannya sedikit, persaingannya tidak terlalu besar dan peluangnya besar.
- Ilustrasi ulat sutra (Pixabay)