Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
December 22, 2024
SPOOTLIVE

Isra Mi’raj: Kisah Perjalanan Malam yang Ajaib

Desi3
  • Februari 8, 2024
  • 5 min read
Isra Mi’raj: Kisah Perjalanan Malam yang Ajaib

SPOOTLIVE – Isra’ wal-Mi’raj (Perjalanan Malam & Kenaikan) adalah mukjizat kedua setelah turunnya Al-Qur’an, oleh karena itu penting bagi kita untuk tidak membiarkannya berlalu begitu saja tanpa merenungkan hikmahnya dan signifikansinya.Banyak di antara kita yang hanya mengetahui kisah dasar Al-Isra’ wal-Mi’raj – bahwa Nabi Muhammad SAW dipindahkan dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsa, dari tempat beliau naik ke surga. Faktanya, ada banyak perhentian sepanjang perjalanan luar biasa ini, dan kisahnya penuh dengan keajaiban.

Konteks Al-Isra’ wal-Mi’raj

Isra Mi’raj terjadi pada saat Nabi Muhammad SAW sedang menghadapi kesulitan dan kesakitan yang luar biasa. Kaum Quraisy yang merupakan suku dan keluarganya terus menerus mencemooh, menghina dan menindas Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya.

Terlebih lagi, Nabi Muhammad SAW baru saja menghadapi Tahun Kesedihan (’Aam al-Huzn), di mana beliau (saw) kehilangan istri tercintanya Khadijah RA dan pamannya Abu Thalib, yang merupakan pelindung dan sekutunya.Selain semua beban ini, ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan ke Thaif untuk menyebarkan risalah Islam, masyarakat Thaif telah menolaknya dengan cara yang paling kejam, mengirim anak-anak mereka ke jalan untuk melemparinya dengan batu hingga dia meninggalkan kota.Setelah melewati begitu banyak kesedihan dan penderitaan, Nabi Muhammad SAW dianugerahi anugerah yang sungguh indah dan menghibur. Dia dipindahkan tidak hanya ke Tempat Suci dan melintasi angkasa, namun akhirnya ke Hadirat Ilahi, sumber segala kenyamanan dan harapan. Oleh karena itu, salah satu hikmah terpenting dari Al-Isra’ wal-Mi’raj adalah bahwa ‘setiap kesulitan pasti ada kemudahan’ (Al-Qur’an, 94: 5).

Al-Isra’: Dari Ka’bah ke Al-Aqsa

Ketika Nabi Muhammad SAW sedang tidur di rumah Ummu Hani (ra) di Makkah beliau bersabda, ‘atap rumahku terbuka dan Malaikat Jibril AS turun’ (HR Bukhari). Para ulama merekonsiliasi berbagai riwayat, mengatakan Nabi Muhammad SAW kemudian dibawa ke Hijr, dinding setengah lingkaran Ka’bah, di mana Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa Jibril AS, ‘membuka dadaku, dan membasuh diri dengan air zamzam. Kemudian dia membawa sebuah nampan emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan, dan setelah menuangkan isinya ke dalam dadaku, dia menutupnya’. [HR Bukhari]Nabi Muhammad SAW melanjutkan, ‘Saya kemudian dibawakan seekor binatang berwarna putih yang disebut al-Buraq [dari kata Arab barq, yang berarti kilat], lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal. Langkahnya sejauh mata memandang. [HR Muslim]Diriwayatkan oleh Anas RA bahwa Buraq ‘dibebani dan dikekang, namun dia menghindar darinya. Maka Jibril berkata kepadanya, “Apakah dari Muhammad SAW kamu melakukan hal ini? Karena belum pernah ada seorang pun yang menunggangimu yang lebih terhormat di sisi Allah selain dia!” Dia berkata, “Kemudian dia mulai mengeluarkan banyak keringat.” [HR Tirmidzi]​Di beberapa titik sepanjang perjalanan, Jibril AS menghentikan Buraq dan berkata kepada Nabi Muhammad SAW, ‘Turun dan berdoa’. Perhentian pertama adalah di ‘tempat emigrasi’ yaitu Madinah – dan segera setelah malam ini Nabi (saw) akan bertemu dengan kaum Ansar dan bermigrasi ke Madinah.Perhentian kedua adalah di Gunung Sinai, di mana Allah SWT menurunkan Taurat kepada Musa AS. Perhentian ketiga adalah di Betlehem, tempat lahirnya Isa AS.Perhentian keempat adalah makam Musa AS, ‘Saya kebetulan melewati Musa AS pada malam perjalanan malam saya di bukit pasir merah ketika dia sedang berdiri berdoa di kuburnya’ (HR Muslim).

Baca Juga:  Kemenangan Timnas U16 pada Piala AFF

Sesampainya di Al-Aqsa

Akhirnya Rasulullah SAW tiba di kota suci Al-Quds (Yerusalem) dan beliau bersabda, ‘Ketika kita sampai di Bait al-Maqdis [harfiah ‘rumah suci’ nama lain dari Masjidil Haram Al-Aqsa] Jibril AS menunjuk dengan jarinya menyebabkan retakan pada batu, dan dia mengikatkan Buraq padanya [di dinding barat tempat suci yang mulia]’ (HR Tirmidzi).Yang menunggu di dalam adalah 124.000 Nabi AS. Jibril AS memimpin Nabi Muhammad SAW ke depan, dan beliau memimpin mereka semua dalam shalat di ruang yang diberkati ini.Ketika Nabi (saw) selesai shalat, beliau bersabda, ‘seseorang berkata, “Inilah Malik AS, penjaga Neraka, maka sampaikanlah salam kepadanya”. Maka aku menoleh padanya, namun dia mendahuluiku dalam salams (HR Muslim).Rasulullah SAW juga bersabda, ‘Para Nabi dihadirkan kepadaku, dan Musa AS adalah seorang lelaki kurus, seolah-olah dia berasal dari kaum Shanu’ah [suku Yaman]. Dan aku melihat ‘Isa bin Maryam AS, dan orang yang paling dekat kemiripannya dengannya dari yang pernah kulihat, adalah ‘Urwah bin Mas’ud RA. Dan aku melihat Ibrahim AS, dan orang yang paling dekat dengannya, dari mereka yang pernah kulihat, adalah sahabatmu [artinya dirinya sendiri]. Dan aku melihat Jibril AS, dan orang yang paling mirip dengannya, dari yang pernah kulihat, adalah Dihyah RA’ (HR Tirmidzi).Sebagian yang dibicarakan para Nabi AS setelah memuji Allah adalah tentang ‘Hari Kiamat’. Baik Ibrahim AS dan Musa AS menyatakan bahwa mereka ‘tidak mempunyai pengetahuan apapun tentang hal itu’. Sedangkan ‘Isa AS’ menyebutkan Dajjal (anti-Kristus) dan berkata, “Aku akan turun dan membunuhnya, kemudian orang-orang akan kembali ke tanah mereka masing-masing dan akan berhadapan dengan Ya’juj dan Ma’juj, yang akan “menukik dari setiap gundukan tanah” [Qur’an, 21:96]”’. [Ibnu Majah]Setelah itu, Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Kemudian aku keluar dan Jibril AS membawakanku bejana anggur dan bejana susu. Kemudian saya memilih susu, dan Jibril AS berkata, “Kamu telah memilih keadaan alami (Fitrah)”’ (HR Muslim).Pendapat yang dominan adalah bahwa Nabi Muhammad SAW bersama Jibril AS kemudian melanjutkan ke Batu Mulia (as-Sakhrah al-Musharrafah) yang saat ini berada di Masjid Kubah Batu yang suci di tengah tempat suci yang mulia (al -Haram ash-Sharif) dari Masjidil Haram Al-Aqsa. Nabi Muhammad SAW naik ke surga untuk bagian selanjutnya dari perjalanan luar biasa ini, Mi’raj, Kenaikan!

Baca Juga:  Petualangan Sherina 2 Tayang September: Nostalgia Generasi 90-an

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *