Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
February 6, 2025
SPOOTLIVE

Pengguna Apple Vision Pro Ramai-ramai Minta Refund, Ada Apa?

Wijaya
  • Februari 22, 2024
  • 2 min read
Pengguna Apple Vision Pro Ramai-ramai Minta Refund, Ada Apa?

SPOOTLIVE – Sejumlah pembeli Apple Vision Pro dilaporkan memutuskan untuk mengembalikan perangkat tersebut ke toko. Hal ini tidak mengherankan mengingat Apple memberikan jaminan pengembalian dalam waktu 14 hari pasca-pembelian jika perangkat tidak sesuai dengan harapan.

Alasan-alasan pengembalian tersebut beragam, namun keluhan paling umum terkait dengan kenyamanan penggunaan. Banyak pengguna melaporkan bahwa headset senilai minimal 3.499 dolar AS (sekitar Rp 55 juta) tersebut menyebabkan mereka merasa pusing dan mual (motion sickness) saat menggunakannya.

Salah satu pengguna yang mengalami hal tersebut adalah Olga Zalite, seorang ilustrator yang membagikan pengalamannya di Threads. Dia mengakui bahwa dia merasa pusing saat menggunakan aplikasi desain seperti Figma, sehingga kacamata Apple tersebut tidak dapat dia gunakan untuk bekerja.

Tidak hanya itu, seorang engineer juga melaporkan pengalaman serupa. Melalui akun media sosialnya, dia mengatakan bahwa Apple Vision Pro mengganggu pengalamannya dalam melakukan coding karena menyebabkan sakit kepala saat berfokus pada pemrograman.

“Gak sabar untuk mengembalikan Vision Pro, mungkin teknologi paling menakjubkan yang pernah saya coba,” tulis YouTuber Rjey di akun media sosialnya. “Namun tidak dapat mengatasi rasa sakit kepala ini setelah 10 menit penggunaan.”

Keluhan lain terkait dengan bobot perangkat yang mencapai 600 hingga 650 gram. Dikarenakan penggunaan Apple Vision Pro mirip dengan mengenakan kacamata ski, perangkat ini tentu akan memberikan beban yang cukup besar pada mata penggunanya.

Meskipun begitu, headset yang menggabungkan teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) ini diklaim mampu menyatukan konten digital dengan dunia nyata secara mulus. Apple Vision Pro diharapkan dapat memberikan pengalaman spasial yang luar biasa melalui visionOS, sistem operasi perangkat tersebut.

Baca Juga:  Alasan Mengapa iOS Tidak Dapat Menginstal Aplikasi Modifikasi

Berbeda dengan kompetitornya seperti Meta Quest 3 maupun PlayStation VR2, Vision Pro tidak dilengkapi dengan pengontrol tangan. Pengguna dapat mengendalikan perangkat ini melalui gerakan mata, tangan, atau perintah suara.

Dengan Vision Pro, pengguna dapat dengan bebas menjelajahi aplikasi yang terpasang di visionOS hanya dengan menggunakan pandangan mata mereka. Mereka dapat mengetuk layar untuk memilih aplikasi dan menggeser layar untuk melakukan scroll, serta menggunakan perintah suara untuk mengendalikan perangkat tersebut.

Vision Pro juga akan menciptakan Persona sebagai avatar digital penggunanya. Persona ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari sensor headset yang memindai wajah pengguna dan menggunakan algoritma machine learning yang canggih.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *