Tantangan Hidup Burung Pengicau di Chernobyl

SPOOTLIVE – Hidup di Chernobyl Exclusion Zone (CEZ) tidaklah mudah bagi burung pengicau. Penelitian baru menunjukkan bahwa burung-burung yang tinggal di wilayah radiasi tinggi ini mengalami gangguan kesehatan akibat lingkungan yang tercemar.
CEZ adalah area yang sangat terkontaminasi di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, Ukraina. Wilayah ini ditinggalkan sejak 38 tahun lalu setelah bencana nuklir Chernobyl. Meski demikian, keanekaragaman hayati justru berkembang di kawasan dengan tingkat radiasi tinggi ini.
Penelitian mengenai satwa liar di CEZ memang telah dilakukan, namun analisis mendalam tentang pengaruh kontaminasi radiologi terhadap perkembangan burung masih jarang. “Konsekuensi kontaminasi radiologi terhadap satwa liar masih belum diketahui secara luas, terutama risiko yang ditimbulkan terhadap satwa liar di awal kehidupannya,” ungkap Sameli Piirto, peneliti dari Universitas Jyväskylä, dalam sebuah pernyataan.
Piirto menekankan bahwa kontaminasi radiologi menimbulkan stres tambahan bagi organisme, sehingga menimbulkan banyak konsekuensi yang belum sepenuhnya dipahami. “Mempelajari dampaknya sangat penting jika umat manusia ingin mengejar masa depan yang lebih baik dengan nuklir,” jelas peneliti asal Finlandia tersebut.
Dalam studi terbaru ini, Piirto dan timnya mengamati dampak radiasi pada dua spesies burung pengicau Eropa yang umum, yaitu burung tit besar (Parus major) dan burung penangkap lalat pied (Ficedula hypoleuca). Mereka menempatkan beberapa kotak sarang di dua wilayah berbeda: satu dengan kontaminasi radiologi tinggi dan satu lagi dengan kontaminasi relatif rendah. Kemudian, populasi burung dibandingkan melalui serangkaian pengujian.
Hasilnya menunjukkan lebih sedikit sarang yang ditempati di kawasan yang sangat terkontaminasi. Namun, tidak ada perbedaan signifikan dalam ekologi perkembangbiakan atau kesehatan anak burung. Menariknya, burung di daerah yang terkontaminasi memiliki keanekaragaman serangga yang lebih tinggi dalam makanannya.
Sampel DNA dari kotoran burung mengungkap komposisi mikrobioma usus mereka, yang merupakan faktor penentu kesehatan. Radiasi tidak mempengaruhi variasi bakteri dalam mikrobioma usus, namun mempengaruhi proporsi berbagai jenis bakteri di dalamnya. “Hasil ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang dampak radiasi pada burung-burung muda di wilayah yang terkontaminasi,” kata Piirto.
Meskipun perbedaan yang ditemukan mungkin tampak tidak kentara, penelitian lain menunjukkan dampak radiasi yang lebih besar pada burung di CEZ. Analisis tahun 2011 terhadap 550 burung dari 48 spesies yang hidup di dekat Chernobyl menunjukkan bahwa burung-burung ini memiliki kepala dan otak yang lebih kecil akibat radiasi tingkat rendah yang menghambat perkembangan mereka.
Penelitian baru ini dipresentasikan di Society for Experimental Biology Annual Conference di Praha, memberikan wawasan penting tentang tantangan yang dihadapi burung pengicau di CEZ dan bagaimana radiasi mempengaruhi ekosistem mereka.